Portalandalas.com - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini melaporkan bahwa dalam seminggu terakhir, terdapat sejumlah titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terdeteksi di beberapa kabupaten dan kota di wilayah Sumbar. Kemunculan titik-titik panas ini diduga akibat dari kemarau panjang yang melanda berbagai daerah di provinsi tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Yozarwardi, dalam keterangannya kepada detikSumut pada Selasa (30/7/2024), menjelaskan bahwa sejak Rabu lalu, titik-titik panas sudah mulai muncul. "Dalam minggu ini, khususnya sejak hari Rabu lalu, telah terpantau beberapa titik panas. Hal ini disebabkan oleh kemarau yang melanda," ungkap Yozarwardi.
Menurut pantauan terbaru dalam kurun waktu 24 jam terakhir, di wilayah Sumbar terdapat 66 titik panas yang tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Pesisir Selatan. Rinciannya meliputi 6 titik merah, 52 titik kuning, dan 8 titik hijau. Secara spesifik, sebaran titik panas terdiri dari 4 titik di Sijunjung, 1 titik di Solok, dan 61 titik di Pesisir Selatan.
Lebih lanjut, dalam pemantauan selama 12 jam terakhir, terdeteksi hanya 1 titik panas di Kabupaten Pesisir Selatan. Saat ini, tim dari KPHR dan KPHP masih melakukan verifikasi lebih lanjut terkait titik panas tersebut.
Yozarwardi menambahkan bahwa pihaknya saat ini tengah fokus pada upaya pemadaman titik-titik panas yang ada. Terbaru, titik panas yang sempat muncul di Limapuluh Kota telah berhasil dipadamkan pada sore kemarin. Saat ini, tim juga tengah melakukan pengukuran lokasi kebakaran untuk evaluasi lebih lanjut.
Dalam rangka antisipasi terhadap kemungkinan peningkatan titik panas di Sumbar, pihaknya terus melakukan berbagai langkah pencegahan. Ini termasuk mitigasi, sosialisasi kepada masyarakat, serta patroli di daerah-daerah rawan Karhutla seperti Pesisir Selatan dan Limapuluh Kota. Selain itu, polisi kehutanan juga dikerahkan di daerah-daerah tersebut.
Yozarwardi menginformasikan bahwa Gubernur Sumbar juga akan segera mengeluarkan surat edaran yang meminta kesiapsiagaan dari seluruh bupati dan wali kota di Sumbar. Surat tersebut akan menjadi bagian dari upaya antisipasi terhadap musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Agustus.
"Kami sedang mempersiapkan surat dari Pak Gubernur untuk disebarkan kepada semua bupati dan wali kota sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam pengendalian Karhutla. Kami tidak ingin ada yang kecolongan dalam menghadapi situasi ini," tutup Yozarwardi.