Ruang kelas Kelas I di SDN 002 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, menghadapi tantangan serius akibat kekurangan fasilitas yang memadai. Bangunan yang semestinya digunakan sebagai Water Closet (WC) kini diubah menjadi ruang belajar, mencerminkan situasi ruang kelas yang sangat sempit dan tidak layak. Dinding-dindingnya sudah menguning dan terlihat lekang, sementara atapnya yang berkarat dan lisplang kayunya yang rapuh menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang serius. Terlebih lagi, sirkulasi udara dan cahaya alami masuk ke ruangan sangat terbatas, hanya melalui sebuah pintu ruangan dan beberapa kisi-kisi di dinding atas, ditambah dengan sedikit cahaya dari jendela kaca di samping pintu.
Kondisi interior ruang kelas juga memperlihatkan ketidaklayakan tempat belajar. Meskipun dihiasi dengan berbagai hiasan, dinding-dinding dalamnya sudah kusam, mencerminkan kurangnya perawatan dan pemeliharaan. Siswa-siswa terpaksa belajar di bawah atap seng tanpa adanya plafon, menambah sulitnya situasi belajar di dalam ruangan yang kurang kondusif tersebut. Video yang diunggah oleh seorang pengguna Facebook, Hargono, pada tanggal 4 Juni 2024, memperlihatkan keadaan ruang kelas tersebut dan langsung menarik perhatian publik.
Menurut penjelasan dalam video, ruang kelas ini memiliki luas yang sangat terbatas, hanya sekitar 6 x 3 meter. Namun, dalam ruangan yang sempit itu, terdapat 18 siswa yang harus mengikuti proses pembelajaran. Bahkan, WC yang diubah menjadi ruang kelas tersebut telah digunakan selama lima tahun terakhir. Meski kondisinya memprihatinkan, guru kelas tersebut, Rosmaniar, mengungkapkan bahwa ruangan tersebut tetap harus digunakan karena tidak ada pilihan lain akibat kekurangan ruang kelas di sekolah tersebut.
Rosmaniar pun mengungkapkan harapannya bahwa pemerintah dapat memberikan bantuan untuk menambah ruang kelas di sekolah tersebut. Permintaannya ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya lingkungan belajar yang kondusif bagi proses pembelajaran yang efektif. Meskipun situasinya sulit, Rosmaniar dan siswa-siswanya terus berjuang dan berharap agar keadaan dapat membaik untuk masa depan pendidikan di SDN 002 Desa Tanjung.