Wabup Bungo Safrudin Dwi Apriyanto Beri Motivasi Kepemimpinan kepada Anak Muda Kerinci di Depati Coffee

Menu Atas

Wabup Bungo Safrudin Dwi Apriyanto Beri Motivasi Kepemimpinan kepada Anak Muda Kerinci di Depati Coffee

Portal Andalas
Minggu, 18 Mei 2025
Bagikan:


Portalandalas.com -
Kerinci – Sabtu, 17 Mei 2025, suasana di Depati Coffee, sebuah kafe yang menjadi titik kumpul anak muda di Kota Sungai Penuh, terasa berbeda. Puluhan pemuda-pemudi dari berbagai latar belakang berkumpul bukan sekadar untuk nongkrong atau menikmati kopi. Mereka hadir untuk mendengarkan langsung motivasi dari tokoh muda inspiratif yang juga Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Apriyanto.

Acara bertajuk “Pemuda dan Kepemimpinan untuk Masa Depan Daerah” ini digelar dengan suasana akrab dan santai. Dalam forum tersebut, Safrudin membagikan pengalaman hidupnya dan memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran generasi muda dalam memimpin perubahan, terutama di daerah seperti Kerinci yang kaya potensi namun masih menghadapi banyak tantangan.

Kepemimpinan adalah Proses, Bukan Posisi

Dalam paparannya, Safrudin menekankan bahwa kepemimpinan bukan semata soal jabatan, tetapi tentang integritas, tanggung jawab, dan semangat melayani. Ia mengajak peserta untuk membentuk karakter kepemimpinan sejak dini, dimulai dari lingkungan terdekat seperti sekolah, kampus, dan komunitas.

"Saya tidak lahir langsung menjadi pemimpin. Saya meniti dari bawah, dari organisasi sekolah, kampus, lalu masuk dunia birokrasi. Semua itu proses panjang. Anak muda hari ini harus berani ambil peran, karena daerah ini butuh kalian," ujar Safrudin yang malam itu tampil sederhana dan membaur dengan peserta.

Ia menegaskan bahwa kepemimpinan akan menjadi relevan jika mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, anak muda Kerinci diminta untuk tidak hanya mengejar kesuksesan pribadi, tetapi juga turut aktif membangun lingkungan sosial dan komunitas.

Ruang Aman untuk Bertumbuh

Kegiatan ini juga menjadi ruang aman bagi anak muda untuk berdiskusi langsung dengan tokoh publik. Salah satu peserta, Irfan, mahasiswa asal Kerinci yang juga aktif di organisasi kampus, menyatakan rasa bangganya bisa berdialog langsung dengan pejabat publik yang mau turun ke tengah-tengah anak muda.

"Jarang sekali ada pejabat yang mau datang ke tempat seperti ini dan benar-benar bicara dari hati ke hati. Biasanya kami hanya mendengar pidato di acara formal. Tapi malam ini beda. Saya merasa dihargai sebagai anak muda," ungkap Irfan usai sesi diskusi.

Ia mengaku termotivasi untuk terus aktif di komunitasnya dan mulai berani mengambil tanggung jawab lebih besar di bidang sosial dan pendidikan.

Tantangan Pemuda: Ragu dan Tidak Percaya Diri

Dalam diskusi interaktif yang berlangsung hampir dua jam, berbagai isu dan keresahan anak muda mencuat. Dari persoalan keterbatasan akses pendidikan, minimnya ruang berkreasi, hingga mental block anak muda untuk tampil memimpin. Safrudin menjawab semua dengan lugas, namun tetap membumi.

"Yang sering menghambat pemuda itu bukan kurang pintar, tapi kurang percaya diri. Mereka merasa tidak cukup layak. Padahal kepemimpinan bukan soal siapa yang paling hebat, tapi siapa yang mau belajar dan berani mencoba," jelasnya.

Ia menyarankan agar anak muda mulai belajar dari hal-hal kecil, seperti mengelola kegiatan kampus, aktif dalam komunitas lokal, hingga menciptakan gerakan sosial.

Kolaborasi Adalah Kunci

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, Safrudin juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar anak muda. Menurutnya, era kompetisi sudah berubah menjadi era kolaborasi. Tidak ada lagi ruang untuk ego sektoral jika ingin daerah tumbuh maju.

"Kalian harus saling rangkul, bukan saling sikut. Kolaborasi antar komunitas, antar bidang, bahkan antar daerah, itu akan mempercepat perubahan. Jangan tunggu pemerintah, kalian harus jadi penggeraknya," tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah daerah terbuka untuk inisiatif dari kalangan muda. Ia mendorong agar pemuda tidak ragu menyampaikan ide dan gagasan kepada pemerintah melalui jalur yang tepat.

Balai Depati : Simbol Ruang Diskusi Anak Muda

Acara ini digelar di Depati Coffee, sebuah kafe lokal yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang menjadi ruang diskusi alternatif bagi generasi muda Kerinci. Dengan suasana semi-outdoor yang akrab, tempat ini telah menjadi saksi banyak diskusi dan kegiatan komunitas, dari literasi hingga isu sosial.

Pemilik Depati Coffee, Heri Yudha, mengatakan bahwa pihaknya sengaja membuka ruang untuk acara seperti ini agar anak muda Kerinci memiliki tempat berekspresi dan belajar. Ia mengapresiasi inisiatif Safrudin yang bersedia hadir langsung ke ruang-ruang nonformal seperti kafe.

"Buat kami ini bukan sekadar tempat jualan kopi. Ini ruang bagi gagasan tumbuh. Ketika tokoh publik seperti Pak Safrudin datang dan bicara langsung, itu artinya beliau peduli. Kami harap ini bisa jadi awal dari gerakan yang lebih besar," kata Heri.

Penutup yang Membangkitkan Semangat

Menjelang penutupan, suasana diskusi semakin hangat. Beberapa peserta menyampaikan harapan agar kegiatan serupa terus diadakan secara rutin. Mereka juga menyampaikan aspirasi seputar minimnya pelatihan kepemudaan, kurangnya dukungan untuk UMKM muda, hingga kebutuhan akses internet yang lebih merata.

Safrudin menanggapi semua masukan itu dengan terbuka. Ia berjanji akan menyampaikan beberapa aspirasi kepada jajaran terkait di pemerintah provinsi maupun kabupaten. Ia juga menantang anak muda Kerinci untuk membentuk forum pemuda mandiri yang dapat menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah.

"Saya ingin kembali ke Kerinci bukan hanya sebagai tamu. Tapi sebagai bagian dari proses membangun daerah ini bersama anak-anak mudanya. Saya percaya, dari ruang kecil seperti Depati Coffee ini, perubahan bisa dimulai," tutupnya disambut tepuk tangan meriah peserta.

Harapan Baru untuk Generasi Muda

Acara malam itu berakhir sekitar pukul 22.30 WIB, namun semangat yang dibawa peserta masih terasa. Beberapa di antaranya bahkan melanjutkan diskusi informal dalam kelompok kecil. Mereka saling bertukar kontak, membicarakan ide kolaborasi, hingga merancang rencana kegiatan komunitas ke depan.

Dengan hadirnya tokoh seperti Safrudin Dwi Apriyanto ke tengah anak muda Kerinci, sebuah harapan baru seperti mulai menyala. Harapan bahwa pemuda bukan hanya objek pembangunan, tetapi subjek utama yang akan menentukan arah masa depan daerah.

Baca Juga