Tips Membuat Kompos dari Sisa Makanan Rumahan: Solusi Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya

Menu Atas

Tips Membuat Kompos dari Sisa Makanan Rumahan: Solusi Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya

Portal Andalas
Jumat, 09 Mei 2025
Bagikan:


Portalandalas.com -
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, gaya hidup berkelanjutan semakin banyak dilirik. Salah satu langkah sederhana namun sangat berdampak yang bisa dilakukan dari rumah adalah mengolah sampah organik menjadi kompos. Kompos adalah hasil dari proses penguraian bahan-bahan organik seperti sisa makanan, dedaunan, dan limbah dapur lainnya. Selain membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kompos juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas tanaman.

Mengubah sisa makanan menjadi kompos merupakan salah satu cara efektif untuk menjalankan prinsip zero waste dari rumah. Dengan memahami cara dan tips membuat kompos, siapa pun bisa berkontribusi terhadap lingkungan sembari menghemat biaya pembelian pupuk.

Mengapa Kompos dari Sisa Makanan?

Sebelum membahas cara membuatnya, penting untuk memahami manfaat kompos dari sisa makanan:

  1. Mengurangi Sampah Rumah Tangga
    Sekitar 40-60% sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik, sebagian besar adalah sisa makanan. Dengan mengolahnya menjadi kompos, kita mengurangi beban tempat pembuangan akhir dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

  2. Meningkatkan Kesuburan Tanah
    Kompos memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.

  3. Menghemat Biaya
    Membuat kompos sendiri berarti mengurangi kebutuhan membeli pupuk kimia. Dalam jangka panjang, ini bisa menghemat pengeluaran rumah tangga.

  4. Ramah Lingkungan
    Proses dekomposisi organik secara alami lebih ramah lingkungan dibandingkan membuangnya ke TPA yang bisa menghasilkan gas metana.

Bahan-Bahan yang Bisa Dijadikan Kompos

Tidak semua sampah dapur bisa dikomposkan. Berikut adalah daftar bahan yang bisa dan tidak bisa dimasukkan ke dalam kompos rumahan:

Bisa dikomposkan:

  • Kulit buah dan sayur

  • Ampas kopi dan teh

  • Kulit telur (dihancurkan)

  • Nasi basi (dalam jumlah kecil)

  • Roti basi

  • Potongan sayuran

  • Daun-daunan kering atau hijau

  • Kertas tisu bekas makanan (tanpa minyak berlebih)

  • Potongan rumput atau tanaman

Tidak disarankan:

  • Daging dan ikan (menimbulkan bau dan menarik hama)

  • Produk susu

  • Minyak dan lemak

  • Tinja hewan peliharaan

  • Makanan berminyak atau berbumbu berat

  • Tulang

Peralatan Sederhana untuk Membuat Kompos

Tidak perlu peralatan mahal untuk memulai. Berikut beberapa alat sederhana yang bisa digunakan:

  • Wadah kompos: ember bekas, tong plastik, atau tempat sampah kecil.

  • Tutup: untuk menjaga kelembapan dan menghindari bau keluar.

  • Alat pencacah/pemotong: agar bahan makanan mudah terurai.

  • Sekop kecil atau tongkat: untuk mengaduk kompos.

  • Sarung tangan: jika tidak ingin langsung bersentuhan dengan bahan organik.

Jika ingin lebih serius, Anda juga bisa membeli komposter khusus yang sudah tersedia di pasaran dalam berbagai ukuran dan harga.

 

Langkah-langkah Membuat Kompos dari Sisa Makanan

Berikut adalah panduan langkah demi langkah membuat kompos dari sisa makanan rumahan:

1. Pilih Lokasi yang Tepat

Untuk kompos skala rumah tangga, pilih lokasi yang teduh, tidak langsung terkena matahari atau hujan, dan memiliki ventilasi udara yang baik. Anda bisa menempatkan wadah kompos di dapur, teras, balkon, atau halaman belakang rumah.

2. Siapkan Wadah Kompos

Gunakan wadah dengan lubang-lubang kecil di bagian bawah dan samping sebagai ventilasi udara. Lubang ini penting agar bakteri pengurai mendapatkan oksigen. Lapisi bagian bawah dengan tanah atau kompos lama jika ada, untuk mempercepat proses penguraian.

3. Masukkan Bahan Kompos

Mulailah memasukkan sisa makanan secara bertahap. Untuk menjaga keseimbangan, penting memahami dua jenis bahan kompos:

  • Bahan "Hijau" (kaya nitrogen): sisa makanan, sayuran, kulit buah, ampas kopi.

  • Bahan "Cokelat" (kaya karbon): daun kering, tisu, kardus robek, kertas.

Idealnya, perbandingan antara bahan hijau dan cokelat adalah 1:2 atau 1:3. Jika terlalu banyak bahan hijau, kompos akan basah dan bau. Jika terlalu banyak bahan cokelat, proses penguraian bisa melambat.

4. Cacah atau Potong Kecil

Sebelum memasukkan bahan, potong-potong sisa makanan dan daun menjadi bagian kecil. Ini mempercepat proses penguraian karena memperluas permukaan bahan yang bisa dijangkau mikroorganisme.

5. Aduk Secara Berkala

Setiap 3–5 hari, aduk kompos menggunakan tongkat atau sekop kecil. Pengadukan membantu mempercepat proses penguraian dengan memasukkan udara ke dalam tumpukan kompos.

6. Jaga Kelembapan

Kompos yang ideal memiliki kelembapan seperti spons basah yang diperas. Jika terlalu kering, tambahkan sedikit air. Jika terlalu basah, tambahkan bahan cokelat seperti daun kering atau kertas.

7. Tunggu dan Pantau

Proses pengomposan biasanya memakan waktu 4 hingga 8 minggu tergantung bahan, kelembapan, dan suhu. Kompos yang matang berwarna cokelat kehitaman, gembur, dan tidak berbau busuk—justru beraroma seperti tanah hutan.

 

Tips Penting agar Kompos Berhasil

Berikut beberapa tips tambahan untuk memastikan proses kompos berjalan sukses:

a. Hindari Bau Tak Sedap

Jika kompos mengeluarkan bau tidak sedap, kemungkinan besar karena terlalu banyak bahan basah atau tidak seimbang antara bahan hijau dan cokelat. Solusinya: tambahkan bahan cokelat dan aduk kompos.

b. Gunakan Aktivator Kompos

Untuk mempercepat proses, Anda bisa menambahkan aktivator kompos seperti EM4 (Effective Microorganism 4), air cucian beras, atau kompos lama.

c. Hindari Hama dan Serangga

Gunakan tutup pada wadah dan hindari membuang bahan seperti daging atau makanan berminyak. Anda juga bisa menaruh jaring atau kasa untuk menghindari lalat.

d. Jangan Terlalu Sering Mengaduk

Meski perlu diaduk, jangan terlalu sering karena bisa mengganggu aktivitas mikroorganisme pengurai. Cukup seminggu sekali atau saat diperlukan.

 

Cara Menggunakan Kompos yang Sudah Matang

Setelah kompos matang, Anda bisa langsung menggunakannya untuk:

  • Pupuk tanaman hias atau sayuran: campurkan dengan tanah untuk pot atau kebun.

  • Media tanam baru: cocok untuk mengganti tanah lama yang miskin nutrisi.

  • Pemulihan tanah gersang: sebar di area kebun untuk memperbaiki struktur tanah.

Jika tidak langsung digunakan, simpan kompos matang dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.

 

Penutup

Membuat kompos dari sisa makanan rumahan bukan hanya solusi praktis untuk mengelola sampah, tapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap lingkungan. Dengan alat sederhana dan sedikit usaha, Anda bisa menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat untuk tanaman sekaligus mengurangi sampah yang mencemari bumi.

Proses ini mengajarkan kesabaran dan kepedulian terhadap siklus alam. Mulailah dari langkah kecil, seperti memisahkan sampah organik dari anorganik, lalu konsisten mengomposkan sisa makanan setiap hari. Hasilnya bukan hanya kompos berkualitas, tetapi juga kebiasaan hidup yang lebih sehat dan bertanggung jawab.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari mulai kebiasaan baik dari dapur sendiri dan jadilah bagian dari perubahan menuju lingkungan yang lebih hijau!

Baca Juga